Insight Articles — Aug 23, 2022
3 mins read
Share this article
Pas lagi makan gorengan atau pizza bareng temen, coba deh perhatikan isi wadah makanan. Seringnya di wadah makanan ada aja satu potong yang tersisa. Terus saling dorong-dorongan nyuruh orang lain untuk ambil potongan terakhir itu. Bahkan, sampai makanannya dingin atau melempem, bisa jadi potongan terakhir itu masih dianggurin.
Kebiasaan ini mengingatkan penulis ke budaya makan di China. Di China, orang-orang menyisakan sedikit makanan di piring sebagai bentuk kesopanan. Karena makanan yang habis berarti kamu menganggap tuan rumah nggak sanggup menyiapkan cukup makanan untuk kamu (source: idxchannel.com). Sementara itu, di Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya, menyisakan makanan justru dianggap tabu karena dianggap membuang-buang makanan. Ingat nggak sih, dulu orangtua kita bilang makanan yang bersisa akan menangis kalau nggak ikut dimakan? Terus kenapa di Indonesia makanan sering sisa satu potong ya?
Belum ada peneliti yang meneliti tentang ini. Tapi, selain karena rasanya memang beneran gak enak, salah satu penyebabnya bisa jadi karena budaya nggak enakan orang Indonesia. Perilaku ini contoh budaya komunikasi pasif yang banyak dimiliki orang Asia. Artinya antara kita merasa gak enakan atau gengsi kalau jadi yang menghabiskan, merasa takut ada yang belum kebagian, malu kalau sampai dikira serakah, hingga malas jadi yang harus merapikan wadah sisa makanan.
Apakah kamu juga merasakan salah satunya?
Kalau gak enakan jadi alasan kamu menyisakan makanan, tandanya kamu perlu belajar untuk bersikap lebih asertif. Singkatnya, dalam komunikasi asertif kamu bisa dengan terbuka menyampaikan apa yang kamu inginkan, rasakan, dan pikirkan dengan tetap memikirkan hak dan perasaan pihak lain (source: iamokay.id, indeed.com).
Komunikasi asertif penting supaya kita bisa percaya diri mengekspresikan perasaan dan kebutuhan kita. Dalam kasus ini, kalau kamu merasa masih lapar, nggak ada salahnya kalau kamu jadi yang menghabiskan makanan. Toh, memang makanan tersebut disediakan untuk dihabiskan.
Pelajaran komunikasi asertif dari “potongan makanan terakhir ini” sebenarnya sangat berguna untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam komunikasi profesional saat sedang bekerja. Sikap asertif berarti kamu memiliki mutual respect untuk diri sendiri dan orang lain. Komunikasi yang pasif bisa memiliki akhir yang tidak baik karena tidak transparan. Jadi, komunikasi asertif penting agar kamu bisa mengekspresikan diri tanpa melupakan perasaan orang lain.
Meskipun penting, komunikasi asertif memang sulit dilakukan karena dianggap bisa menyebabkan konflik. Padahal, justru komunikasi asertif bisa mencegah perseteruan dalam jangka panjang, lho. Karena kamu dan lawan bicaramu bisa dengan terbuka dan dua arah menyampaikan apa yang kalian pikirkan. Jadi kalian nggak akan memendam perasaan negatif.
Kalau dirasa tetap sulit, kamu bisa mencoba mencari tahu kebutuhan orang lain sebelum memberi keputusan. Misalnya, tawarkan potongan makanan yang tersisa ke orang lain dulu. Kalau mereka menolak, coba konfirmasi ulang apakah mereka merasa gak enakan juga dengan menawarkan untuk membagi dua potongan yang ada. Kalau tetap nggak mau, artinya kamu sangat boleh menghabiskan potongan terakhir itu ya!
Reference:
Share this article
Related insight