Insight Articles — Aug 15, 2022
1 mins read
Share this article
Kamu pernah ngalamin momen “adu nasib” atau “one-upping”? Kamu nggak sendirian! Pelaku adu nasib
sering melakukan yang namanya oppression olympics saat merasa butuh validasi untuk apa yang dia rasakan.
Oppression olympics berarti seseorang cenderung membandingkan siapa yang lebih pantas merasa sedih
atau marah. Ujung-ujungnya, kamu akan merasa sedunia nggak boleh lebih menderita dari dia.
Dalam kasus lain, oppression olympics juga sering terjadi tanpa sadar kalau si pendengar merasa kesulitan menunjukkan empati. Niatnya bisa dua, antara adu nasib jadi cara dia menunjukkan dia bisa mengerti penderitaan kamu, atau dia ingin memberi motivasi bahwa kondisinya tidak separah yang kamu pikirkan agar kamu bisa
move on. Sayangnya, cara yang digunakan jadi kurang tepat.
(Foto: Ilmupedia)
Tapi, oppression olympics juga bisa jadi tanda-tanda sifat narsistik lho! Orang yang narsistik akan mementingkan
diri sendiri dan berusaha menguasai percakapan. Mereka cenderung merasa lebih pantas menjadi pusat perhatian,
jadi akan meremehkan apa yang terjadi denganmu agar dirinya sendiri terlihat lebih istimewa.
Yuk belajar menjadi pendengar yang baik. Caranya mudah, cukup tanyakan apakah teman bicaramu
butuh solusi atau hanya ingin didengarkan saja. Setelah itu, jangan interupsi cerita dia.
One-upping memang kadang sulit dihindari karena niat kamu hanya ingin sharing pengalaman
yang mirip, tapi tetap lebih baik dengarkan cerita temanmu hingga selesai.
Semoga penjelasan ini bermanfaat ya. Jangan lupa bagikan artikel ini ke teman kamu supaya nggak one-upping!
Reference:
Share this article
Related insight